Kek Pisang Villa
Kek Pisang Villa merupakan salah satu buah pemikiran dari seorang pria bernama Denny Delyandri. Bosan dengan penghasilan pas-pasan saat bekerja di pabrik. Denny lantas mulai beralih membuka bisnis kecil-kecilan sambil memanfaatkan keahlian sang istri. Pada periode Februari 2007, Denny mulai membuat #bisnis kuliner kecil-kecilan bersama sang istri. Bisnis tersebut diberi nama Banana Cake.
Banana Cake dirintis dari rumah yang sangat sederhana. Berlokasi di kawasan Batu Aji, daerah pinggian Batam, Banana Cake kala itu hanya menggunakan peralatan sederhana berupa mixer berkapasitas kecil, oven kecil serta kompor yang masih menggunakan bahan bakar minyak tanah.
Bermula dari penggunaan 2 kilogram pisang per hari, Banana Cake awalnya hanya mampu memproduksi 40 loyang kue per hari karena keterbatasan sumber daya dan peralatan. Saat itu Denny berupaya menitipkan kek pisang yang sudah dipotong-potong ke warung-warung. Kek pisang buatan Denny juga dijajakan dari rumah ke rumah, kantor, rumah makan dan pabrik dalam satuan per loyang. Untuk mempopulerkan kek pisang ala Banana Cake, tak lupa digunakan brosur sebagai upaya promosi.
Brand Banana Cake bertahan dengan konsep pemasaran konvensional selama kurang lebih 5 bulan. Karena meyakini bahwa Batam belum memiliki oleh-oleh khas seperti kota lainnya, akhirnya muncullah keberanian Denny untuk mengembangkan bisnis kek pisang buatannya. Selain mengganti nama produk menjadi Kek Pisang Villa, Denny juga memutuskan untuk meminjam modal dari KTA (Kredit Tanpa Agunan) sebesar 40 juta.
Modal tersebut digunakan untuk memperbesar kapasitas produksi dan menyewa ruko tempat usaha. Dalam kurun waktu 8 bulan, pinjaman KTA tersebut berhasil dilunasi dan omset bisnis Kek Pisang Villa mencapai 70 juta rupiah per bulan.
Tak cukup puas dengan perkembangan Kek Pisang Villa yang begitu signifikan, Denny kembali mendapatkan kredit usaha rakyat sebesar 500 juta rupiah pada Juni 2008. Pinjaman tersebut kembali dimanfaatkan untuk mengekspansi bisnis dengan membuka 2 gerai di kawasan pusat kota dan 1 gerai di kawasan pinggiran kota Batam.
Lokasi pabrik pembuatan Kek Pisang Villa yang semula berada di kawasan Batu Aji kemudian dipindahkan ke Batam Center agar kapasitasnya lebih besar. Produksi kek pisang di Batam Center dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gerai Kek Pisang Villa di kawasan Batu Aji, Tiban, Nagoya, Penuin, dan bandara Hang Nadim.
Untuk mempertahankan eksistensi sebagai salah satu oleh-oleh khas Batam, Kek Pisang Villa menghadirkan berbagai varian rasa kek pisang seperti rasa black forest, blueberry, buah naga, cheese naga, brownies, pandan cheese dan beberapa varian rasa lainnya. Kini kita tak hanya bisa mencicipi rasa original Kek Pisang Villa, namun juga bisa mencicipi ragam variasi rasa yang begitu unik dan lezat.
Omset penjualan Kek Pisang Villa kini begitu fantastis dan menakjubkan. Dalam sehari, Kek Pisang Villa mampu menjual 2.500 kotak kek pisang berbagai varian rasa. Jumlah tersebut bisa bertambah menjadi 3.500 kotak ketika musim liburan. Tak mengherankan bila Kek Pisang Villa memiliki omset sebesar Rp 87.5 juta per hari diluar dari hasil penjualan produk-produk mitra Kek Pisang Villa lainnya. Kesuksesan Kek Pisang Villa juga mulai dibarengi dengan didirikannya Viz Cake dari tim management yang sama. Viz Cake yangsudah memiliki 4 lokasi di Pekanbaru mengusung konsep oleh-oleh hidangan serba durian.
Tertarik untuk mencicipi kelezatan Kek Pisang Villa? Jangan ragu untuk mengunjungi salah satu gerai Kek Pisang Villa ketika berkunjung ke Batam. Kelezatan kek pisang yang satu ini akan membuat kita selalu rindu untuk kembali ke Kota Batam. Ingat Batam, ingat Kek Pisang Villa.
Baca juga : Beritaseoku.net
0 comments:
Post a Comment